Warga dan wisatawan di kawasan Kintamani, Bali, baru-baru ini dikejutkan oleh fenomena alam yang tidak biasa, yaitu hujan es. Butiran-butiran es dengan berbagai ukuran tiba-tiba mengguyur wilayah Desa Batur, Kintamani, Bangli, pada Selasa (1/2/2022), sontak membuat heboh dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Fenomena hujan es ini terjadi sekitar pukul 14.00 WITA dan berlangsung kurang lebih 10 menit. Menurut kesaksian warga setempat, hujan awalnya turun dengan deras, namun tak lama kemudian butiran-butiran keras berupa es mulai berjatuhan dari langit. Ukuran es yang bervariasi, mulai dari sebesar biji jagung, membuat suara gemuruh saat menghantam atap rumah dan pepohonan.
Kejadian langka ini tentu saja menarik perhatian banyak orang. Warga yang terkejut segera mengabadikan momen tersebut melalui ponsel mereka dan membagikannya di berbagai platform media sosial, hingga akhirnya menjadi viral di akun Instagram seperti @bali.terkini. Banyak yang merasa takjub dengan fenomena alam ini, mengingat hujan es tidak sering terjadi di wilayah Bali, terutama dengan intensitas yang cukup signifikan.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menjelaskan bahwa fenomena hujan es atau hail merupakan kejadian cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kategori cuaca ekstrem. Hujan es biasanya terbentuk dalam awan cumulonimbus (CB) yang memiliki pergerakan udara vertikal yang kuat (strong updraft and downdraft), memungkinkan butiran air naik ke lapisan atmosfer yang lebih dingin dan membeku menjadi es sebelum akhirnya jatuh ke permukaan bumi.
Meskipun tergolong fenomena alamiah, hujan es tetap berpotensi menimbulkan dampak, terutama pada sektor pertanian dan infrastruktur ringan. Namun, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan signifikan akibat hujan es di Kintamani pada kejadian tersebut. Warga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem lainnya yang mungkin menyertai fenomena ini, seperti angin kencang dan hujan lebat, terutama pada masa transisi atau pancaroba.
Fenomena hujan es di Kintamani ini menjadi pengingat akan dinamika cuaca yang bisa berubah-ubah dan pentingnya untuk selalu memantau informasi dari BMKG. Bagi sebagian warga, kejadian ini mungkin menjadi pengalaman pertama yang tak terlupakan, menambah cerita unik bagi kawasan wisata Kintamani yang memang kaya akan keindahan alamnya.